Wednesday, November 16, 2011

Keju lebih baik dari pada mentega untuk kesehatan jantung

img
Jakarta, Dokter dan ahli gizi telah lama menganjurkan untuk menghindari semua lemak hewani agar kolesterol tidak meningkat. Namun peneliti Denmark melaporkan keju mungkin tidak begitu buruk meskipun itu merupakan lemak hewani.

Keju mungkin tidak boleh disamakan dengan mentega. Hasil penelitian tersebut menemukan orang yang mengonsumsi keju setiap hari selama 6 minggu memiliki kolesterol buruk (LDL) yang lebih rendah, dibandingkan dengan mengonsumsi mentega dengan jumlah yang sama.

Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition.

Orang yang rutin mengonsumsi keju juga tidak memiliki LDL yang lebih tinggi selama penelitian, dibandingkan dengan orang yang sama ketika menjalani diet normal.

"Penelitian tersebut tidak benar-benar mengubah apa yang saat ini telah direkomendasikan oleh dokter ahli jantung. Kami ingin orang-orang untuk menjalani diet yang difokuskan pada biji-bijian, sayuran dan lemak dengan jumlah yang cukup," kata Dr Elizabeth Jackson, asisten profesor kedokteran di University of Michigan Health Systems seperti dilansir dari FoxNewsHealth, Rabu (16/11/2011).

Para peneliti dari Universitas Kopenhagen Denmark telah mempelajari mengenai efek keju dan mentega pada faktor risiko penyakit jantung, seperti kolesterol baik (HDL), LDL, dan kadar kolesterol total.

Para penulis berspekulasi bahwa mungkin ada beberapa alasan mengapa keju memiliki efek yang berbeda dibandingkan mentega, tetapi hal tersebut belum jelas. Salah satu alasannya adalah karena keju mengandung banyak kalsium.

Kalsium telah terbukti meningkatkan jumlah lemak yang dikeluarkan oleh saluran pencernaan. Para peneliti tidak mendeteksi jumlah lemak yang lebih sedikit pada kotoran (feses) pada kelompok pemakan keju. Tetapi jumlah tersebut terbukti tidak signifikan secara statistik.

Penjelasan lain yang mungkin adalah karena melibatkan sejumlah besar protein dalam proses fermentasi keju. Proses fermentasi pada keju dapat mempengaruhi proses pencernaan yang lebih baik dibandingkan dengan mentega. Penelitian tersebut didukung oleh Danish Dairy Board and the National Dairy Research Institute.

"Hasil penelitian tersebut tidak berarti bahwa orang harus mengonsumsi keju dengan jumlah tak terbatas. Namun, sebaiknya keju dan jenis makanan lain dikonsumsi dengan jumlah yang cukup. Tentunya masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi dan memperkuat hasil penelitian tersebut," kata Dr. Jackson.

Dalam penelitiannya, peneliti telah mengamati perkembangan kadar kolesterol sekitar 50 orang. Setiap orang menjalani diet terkontrol dan menambahkan jumlah yang terukur dari keju atau mentega setiap hari. Setiap peserta dibandingkan dengan dirinya sendiri, untuk mengamati perubahan dalam tubuh yang disebabkan oleh makanan tersebut.

Peneliti memberikan setiap orang mentega atau keju yang terbuat dari susu sapi dan setara dengan 13 persen dari konsumsi energi harian peserta dari lemak.

Selama 6 minggu, setiap orang makan sejumlah keju atau mentega, yang dipisahkan oleh periode pembersihan 14 hari dan kemudian peserta kembali ke diet normal mereka. Selama 6 minggu orang makan keju sebelum makan mentega, sedangkan orang yang sering mengonsumsi mentega dalam tahap pertama diubah untuk mengonsumsi keju.

Meskipun makan lebih banyak lemak daripada diet normalnya, para pemakan keju tidak menunjukkan peningkatan LDL atau kolesterol total. Sementara pemakan mentega, telah memiliki kadar LDL sekitar 7 persen lebih tinggi dari rata-rata.

Dengan mengonsumsi keju, kolesterol HDL peserta turun sedikit dibandingkan dengan ketika mereka makan mentega, tetapi tidak dibandingkan dengan periode diet normal.

0 komentar:

Post a Comment