Friday, January 6, 2012

Prosedur pemasangan kateter


PEMASANGAN KATETER
Kriteria :
a. Menyiapkan lingkungan
b. Kelengkapan alat dan Douwer kateter steril
c. Ukuran kateter disesuaikan usia
d. Mengatur posisi dorsal recumbent
e. Melakukan desinfeksi pada meatus
f. Mengoleskan pelumas steril pada ujung kateter
g. Memasukkan kateter dengan hati-hati
h. Melakukan fiksasi kateter
i. Mamasang urine bag
j. Membersihkan daerah genital secara teratur pagi, siang dan malam
k. Observasi respon klien, tanda-tanda infeksi, jumlah, kelainan dan kelancaran aliran urine

Pengertian :
Kateterisasi urine adalah mengeluarkan urine dari kandung kemih melalui uretra dengan memasukkan kateter
Daouwer cateter adalah kateter yang dipasang menetap didalam kandung kemih

Tujuan :
1. Mengosongkan kandung kemih
- Apabila tidak dapat buang air kecil spontan misalnya pasca operasi, tidak sadar, kelumpuhan, pasca melahirkan dll
- Sebelum operasi, misalnya section caesaria, operasi bladder sebelum Cystotomi
2. Mendapatkan urine steril sebagai bahan pemeriksaan seperti bakteriologi/ pembiakan
3. Untuk menentukan rest urine (striktur uretra dan hipertropi prostat) atau bila ada retensi urine (obstruksi uretra)

Persiapan
a. Lingkungan :
- Lindungi privasi klien dengan memasang skerem.
- Keluarga dan pengunjung untuk keluar dari kamar

b. Klien :
- Penjelasan terhadap tindakan yang akan dilaksanakan
- Atur posisi dorsal recumbent

c. Alat - alat :
1. Bak Steril
2. Sarung tangan steril 1 pasang
3. Kassa steril
4. Sarung Tangan bersih 1 pasang
5. 1 duk steril
6. 1 duk lobang steril
7. Kapas sublimat dalam tempatnya
8. Pinset anatomis
9. Spuit 5-10 cc
10. Aquades
11. Kom
12. Pelumas atau jeli
13. Lampu k/p
14. Selang drainase dan urine bag
15. Keteter
16. Plester
17. Selimut mandi
18. Pengalas
19. Kantong sampah atau bengkok
20. Handuk mandi
21. Waslap

Prosedur pelaksanaan :
A. Fase orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/ validasi
3. Kontrak

B. Fase Kerja
Pada Wanita :
1. Mendekatkan alat-alat ke klien
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien
3. Menutup pintu, tirai dan jendela kamar klien
4. Mencuci tangan
5. Memakai sarung tangan bersih
6. Berdiri di sebelah kanan tempat tidur
7. Memasang selimut mandi.
8. Memberitahukan kepada klien dan melepas pakaian bawah klien
9. Meletakkan pengalas pada bokong klien
10. Mengatur posisi klien dorsal recumbent
11. Siapkan urine bag, naikkan selang letakkan disisi tempat tidur.
12. Posisikan lampu menyinari daerah perineal (k/p)
13. Buka kateter dari bungkusnya, jaga kesterilan
14. Tuangkan jeli/ pelumas pada kasa steril
15. Lepas sarung tangan, gunakan sarung tangan steril
16. Ambil duk steril, letakkan diantara paha klien
17. Ambil duk bolong dan tutup daerah perineal klien
18. Berikan jelli pada ujung kateter
19. Dengan tangan non dominan buka labia pertahankan posisi ini sepanjang prosedur
20. Dengan tangan dominan ambil kapas dengan pinset bersihkan daerah perineal, usap dari klitoris ke anus
21. Ambil kateter 7,5-10 dari ujung. Letakkan ujung lain ke dalam wadah penampung. Pegang kateter dengan pinset
22. Minta klien untuk tidak mengedan, anjurkan tarik nafas sambil memasukkan cateter melalui meatus.
23. Dorong cateter 5-7,5 cm pada orang dewasa / 2,5 pada anak-anak atau sampai urine mengalir dari ujung kateter.
24. Lepaskan labia dan pegang kateter dengan tangan non dominan.
25. Tamping urine sesuai kebutuhan apabila diperlukan pemeriksaaan.
26. Hubungkan ujung kateter dengan selang urine bag
27. Injeksikan sejumlah total larutan, setelah balon mengembang tarik cateter sampai terasa tahanan.
28. Plester katetet ke bagian paha dengan memperhatikan aliran urine.
29. Lepasakan sarung tangan dan bereskan peralatan
30. Bantu klien ke posisi yang nyaman
31. Cuci tangan

Pada pria :
1. Mencuci tangan
2. Pasang hanscoon bersih
3. Alat –alat didekatkan pada sisi tempat tidur klien
4. Buka pakain bawah klien, dan tutup dengan selimut, sehingga yang Nampak hanya daerah genetalianya saja.
5. Atur posisi dorsal recumbent dan pasang pengalas letakkan bengkok diantara tungkai
6. Bersihkan penis (meatus uretra) dan area sekitar genetalia dengan kapas/ kas, mulai dari meatus ke bagian bawah sampai bersih dan keringkan dengan kassa steril.
7. Buka urine bag dan gantung pada sisi tempat tidur, perhatikan posisi urine bag dalam kondisi terkunci.
8. Pasang sarung tangan steril
9. Ambil kateter, pertahankan kateter dalam keadaan steril dan hubungkan bagian drainage urine dengan selang urine bag. Tindakan ini dilakukan apabila tidak tidak dilakukan pemeriksaan.
10. Ujung kateter diberi pelumas/ jelly 12,5 -17,5 cm
11. Batang penis dibungkus dengan kassa steril
12. Dengan tangan non dominan [prepusium ditarik kea rah pangkal. Pegang penis pada batang tepat dibawah glans. Regangkan meatus uretra diantara ibu jari dan jari telunjuk. Penis diarahkan keatas.
13. Pegang dekat ujung kateter 7,5 -10 cm dengan tangan dominan dan dapat pula menggunakan pinset dan masukkan ujung kateter ke dalam meatus uretra dengan hati-hati/ perlahan secara tegak lurus, dan minta klien untuk menarik nafas dalam dan hindari mengedan.
14. Bila urine tanpak keluar, terus dorong masukkan kateter secara perlahan sampai mendekati pangkal kateter.
15. Bila urine untuk pemeriksaan, tampung pada botol steril.
16. Kembangkan balon dengan spuit.
17. Plester kateter pada bagian atas paha, yakinkan kateter tidak bergerak bebas.
18. Bantu klien ke posisi yang nyaman
19. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

C. Fase Terminasi
1. Evaluasi terhadap tindakan yanmg telah dilakukan
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan dating

Dokumentasikan
Hasil prosedur, ukuran kateter, jumlah urine, karakteristik urine dan respon klien.


Hal hal yang perlu diperhatikan ;
1. Menjaga privasi klien
2. Alat-alat harus steril, dan bekerja harus memperhatikan tekhnik septic dan antiseptic
3. Keteter dimasukkan secara perlahan dan hati-hati, jagan sampai salah masuk dan menyebabkan rasa sakit pada klien
4. Jangan mendorong paksa kateter bila terjadi tahanan
5. Ingatkan klien agar tidak menarik kateter. 

0 komentar:

Post a Comment