Monday, July 4, 2011

PERSPEKTIF KEPERAWATAN ANAK

A.  PERKEMBANGAN KEPERAWATAN ANAK
       Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar. Anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai mahluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa.
       Setiap perawat perlu memahami perspektif keperawatan anak sehingga dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada anak selalu berpegang pada prinsip perawatan anak. Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi bahasan perspektif keperawatan anak mencakup perkembangan keperawatan anak, falsafah keperawatan anak, dan peran perawat anak.
       Untuk dapat memahami  perkembangan keperawatan anak, kita diajak untuk mempelajari evolusi kesehatan anak dan keperawatan anak.
Sebelum abad ke-19 : kesehatan anak kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak,jumlah tenaga kesehatan terutama dokter dan bidan sangat sedikit sementara epidemic terjadi dibanyak tempat dan tidak ada kontrol
Akhir abad ke-19 : dikatakan sebagai abad kegelapan untuk kesehatan anak ( the dark    age of paediatric).
Pertengahan thn 1800 : mulai ada studi kesehatan anak yang dilakukan oleh seorang tokoh kesehatan anak, yaitu Abraham Jacobi  yang melakukan penyelidikan tentang kesehatan anak, khususnya pada tunawisma dan buruh. Upayanya didukung oleh seorang wanita yang bernama Lilian Wald yang mengembangkan pelayanan keperawatan yang juga berfokus pada pelayanan social, program sosial, dan pendidikan khusus untuk orang tua dalam hal perawatan anak sakit.
Awal tahun 1900 : perawatan isolasi berkembang sejak ditemukannya penyakit menular. Orang tua dilarang untuk mengunjungi dan membawa mainan ke RS. Akan tetapi, pada Thn 1940, ditemukan efek psikologis dari tindakan isolasi yaitu anak menjadi stress selama di RS, begitupun dengan orang tuanya. Akhirnya, orientasi pelayanan keperawatan anak berubah menjadi rooming in, yaitu orang tua boleh tinggal bersama anaknya di RS selama 24 jam.



B.   FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK
1.    FALSAFAH KEPERAWATAN ANAK
Falsafah keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma (atraumatic care), dan manajemen kasus.

a.     Perawatan berfokus pada keluarga (family centered care)
       Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu, keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak. Keperawatan anak perlu memperhatikan kehidupan social, budaya, dan ekonomi dari keluarga dapat menentukan pola kehidupan anak selanjutnya factor-faktor tersebut sangat menentukan perkembangan anak dalam kehidupan dimasyarakat.
       Kehidupan anak juga sangat ditentukan oleh bentuk dukungan keluarga, bila dukungan keluarga sangat baik, maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil, tetapi apabila dukungan keluarga pada anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak.
       Dengan demikian, dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak, diperlukan keterlibatan keluarga. Seringkali didapatkan dampak cukup berarti pada anak apabila ditinggal sendiri tanpa ada yang menemani seperti kecemasan bahkan menjadi stres yang apabila dibiarkan maka upaya penyembuhan sulit tercapai.
       Kerjasama antara anak dan orang tua dapat terjalin hingga program perawatan dirumah melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam perawatan anak seperti tindakan mengukur suhu ketika panas dan dalam pemberian kompres dingin/hangat.

b.    Atraumatic care
       Atraumatic care yang dimaksud disini adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam pencegahan terhadap trauma. Perhatian khusus kepada anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh kembang sangat penting karena masa anak merupakan proses menuju kematangan. Kalau proses menuju kematangan tersebut terdapat hambatan atau gangguan maka anak tidak akan mencapai kematangan.  
       Beberapa kasus yang sering diumpai di masyarakat seperti peristiwa yang dapat menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri dan lain-lain. Apabila hal tersebut dibiarkan  dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya akan menganggu perkembangan anak. Dengan demikian atraumatic care diberikan kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan keprerawatan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma. Beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat, antara lain:
1)   Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
2)   Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan anak
3)   Mencegah atau mengurangi cedera ( injury) dan nyeri (dampak psikologis)
4)   Tidak melakukan kekerasan pada anak
5)   Modifikasi lingkungan fisik

c.     Manajemen kasus
Pengelolaaan kasus secara komprehensif adalah bagian utama dalam pemberian asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian, penentuan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.Pendekatan psikologis yang dilakukan yang mempersiapkan secara fisik, memberi kesempatan pada orang tua dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak dan orang tua.

2.    PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK
Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berfikir dalam penerapan ilmu keperawatan anak. Tanpa batasan dan lingkup keperawatan tidak  mudah dipahami secara jelas. Landasan berfikir tersebut terdiri dari 4 komponen, yaitu manusia dalam hal ini adalah anak, keperawatan, sehat sakit, keperawatan dan lingkungan yang dapat digambarkan sebagai berikut:



                   Manusia (anak)





Sehat sakit                                  Lingkungan
                           

                     Keperawatan



a.     Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) dalam hal ini adalah anak, anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, social dan spiritual.
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja.  Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) , usia bermain/ toddler ( 1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5 – 5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara satu dengan yang lain mengingat latarbelakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan tumbang yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial.
Respons emosi terhadap penyakit sangat bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas perkembangan anak. Beberapa respon ini dapat dilihat pada anak, mulai dari perkembangan bayi hingga remaja. Misalnya, saat terjadi perpisahan dengan orang tua, maka respon yang dapat muncul yaitu menangis, berteriak, menarik diri, dan menyerah pada situasi yaitu diam.
Karena anak merupakan anggota unit keluarga dalam suatu kultur masyarakat, maka keperawatan anak tidak boleh hanya memperhatikan anak itu sendiri, akan tetapi kultur keluarga dan masyarakat harus diperhatikan seperti masalah pengetahuan keluarga, budaya, lingkungan dan lain-lain.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan, anak selalu diutamakan. Pemberian prioritas ini oleh karena beberapa perbedaan antara anak dan dewasa, antaranya :pertama, struktur fisik anak dan dewasa berbeda, mulai dari ukuran besarnya hingga aspek kematangan fisik. Demikian juga ketahanan fisik anak lebih rentang. Kedua, proses fisiologis anak dengan dewasa mempunyai perbedaan dalam fungsi tubuh. Ketiga, kemampuan berfikir anak kurang sistematis dibanding orang dewasa. Keempat, tanggapan terhadap pengalaman masa lalu pada anak cenderung kepada dampak psikologis yang berdampak kepada tumbang anak.
b.    Sehat – sakit
Rentang sehat sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pada pelayanan keperawatan pada anak. Dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti apabila anak berada dalam rentang sehat, maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik, social, maupun spiritual. Demikian sebaliknya, apabila kondisi anak dalam kondisi kristis atau meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada keluarga. Batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan ( WHO,1974 ).
c.     Lingkungan
Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak, seperti, keturunan, jenis kelamin, emosi dan lain-lain.
d.     Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga seperti adanya dukungan, pendidikan  kesehatan, dan upaya dalam rujukan ketenaga kesehatan dalam program perawatan anak.

C.   PRINSIP – PRINSIP KEPERAWATAN ANAK
1.    Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi individu yang unik
2.    Anak adalah sebagai individu yang unik  dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya.
3.    Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.
4.    keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus kepada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak.
5.    praktek keperawatan anak mencakup kontarak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengakaji, mengintervensi, dan meningktkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral ( etik) dan aspek hukum  (legal).
6.    tujuan praktek keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang sehat pada anak dan remaja sebagai mahluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.
7.    pada masa yang akan datang, kecendrungan keperawatan anak berfokus kepada ilmu tumbuh kembang anak.

D.  PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN ANAK
1.    Care Giver
2.    Sebagai advocate keluarga
3.    Pencegah penyakit
4.    Pendidikan
5.    Konseling
6.    Kolaborasi
7.    Pengambil keputusan etik
8.    Peneliti

E.   LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK
Lingkup praktek merupakan hak dan otonomi dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang berdasarkan atas kemampuan, tingkat pendidikan, dan dalam batas profesi. Sedangkan praktik keperawatan itu sendiri merupakan tindakan mendiri perawat profesional dengan melalui kerjasama secara kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan. Harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu kebutuhan akan tumbuh kembang anak seperti asuh, asih, asah.
·       Kebutuhan asuh
Merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Ex : gizi/nutrisi, pencegahan penyakit, lingkungan sehat, pakaian, rekreasi, dll.
·       Kebutuhan asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau memperbaiki psikologis anak.
·       Kebutuhan asah
Kebutuhan  ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak, untuk mencapai tumbang yang optimal dengan memberikan stimulasi mental sejak dini.






















KONSEP BERMAIN DAN TOILET TRAINING PADA ANAK


A.  KONSEP BERMAIN
1.  Defenisi bermain

2.  Fungsi bermain pada anak
3.  Tujuan bermain
4.  Factor yang mempengaruhi aktifitas bermain
5.  Klasifikasi bermain
6.  Bermain untuk anak yang dirawat di RS
B.   KONSEP TOILET TRAINING
1.    Defenisi toilet training
2.    Cara toilet training pada anak
3.    Pengkajian masalah toilet training
4.    Dampak toilet training

0 komentar:

Post a Comment